ORTHOREXIA, DISAAT OBSESI PADA MAKANAN SEHAT BISA GANGGU KESEHATAN

Makanan yang sehat dapat menunjang fungsi dan kerja tubuh seseorang menjadi lebih baik dan lebih sehat. Namun tahukah kamu? Bagi sebagian orang, obsesi pada makanan sehat bisa membahayakan tubuh yang bisa dikenal sebagai orthorexia.

Apakah itu orthorexia? Seperti yang dilansir pada Healtline, orthorexia atau orthorexia nervosa adalah sebuah kelainan makan dimana seseorang terobsesi secara tidak sehat pada makanan sehat. Berbeda dengan jenis gangguan makan biasanya, penderita orthorexia biasanya terobsesi dengan kualitas makanan, bukan kuantitas. Umumnya, penderita kelainan ini tidak berfokus dengan penurunan berat badan.

Berawal dari seseorang yang ingin memulai gaya hidup sehat dengan mengubah pola makan demi meningkatkan kesehatan, namun bagi beberapa orang yang menderita orthorexia akan terjadi kecenderungan untuk obsesif yang berlebihan, perfeksionisme, serta kecemasan yang tinggi. Namun di beberapa penelitian, penyebab dari orthorexia adalah penderita yang berfokus pada kesehatan untuk karier mereka. Contoh yang sering terjadi adalah seorang petugas kesehatan, penyanyi opera, penari balet, musisi, dan atlet. Resiko dari kelainan ini juga dapat bergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status sosial-ekonomi dari penderita.

Resiko dari kelainan ini bisa sama parahnya dengan gangguan makan lainnya. Jika dibiarkan tidak diobati, akan menyebabkan kerusakan kesehatan dan ketidakseimbangan gizi yang dikonsumsi. Dalam mengatasi kelainan ini maka kita harus bisa mengidentifikasi keberadaannya dengan mengenal ciri-ciri penderita tersebut.

Nah bagaimana kita mengetahui ciri-ciri dari penderita kelainan orthorexia ini?

Yang pertama ialah penderita sering memeriksa daftar bahan dan label nutrisi secara kompulsif, khawatir yang berlebihan mengenai kesehatan dari bahan makanan, mengurangi banyak jenis makanan (semua gula, karbohidrat, susu, daging, dll), menghabiskan waktu yang lama untuk memikirkan makanan apa yang disajikan, stres apabila makanan yang dianggap aman dan sehat tidak tersedia, obsesi terhadap gaya hidup sehat dari media sosial, dan lain-lain.

Setelah masalah diketahui, maka segeralah minta bantuan terhadap tim profesional kesehatan multidisiplin seperti dokter, psikolog, dan ahli gizi. Perawatan umum yang dapat diberikan bisa berubah pencegahan respons, memodifikasi perilaku penderita, restrukturisasi secara kognitif dan bentuk pelatihan relaksasi lainnya yang melibatkan psikoterapi dengan meningkatkan variasi makanan yang dimakan, mengendalikan makanan yang dapat memicu kecemasan atau ketakutan dan pemulihan berat badan sesuai yang dibutuhkan.

Berpikir mengenai diet dan pengaruhnya untuk kesehatan secara umumnya dianggap hal yang baik. Namun untuk sebagian orang, ada perbedaan tipis antara makan sehat dan gangguan makan. Apabila diet sehat seseorang memengaruhi kesejahteraan psikologis atau sosialnya secara negatif, maka bisa jadi fokus dari diet mereka telah menjadi orthorexia. Namun dengan bantuan seorang profesional, orthorexia dapat diatasi.

Nama penulis: Talita Tamariska Winarno

Sumber :

Petre, A. (2019) Orthorexia: When Healthy Eating Becomes a Disorder [Online]. Available at: https://www.healthline.com/nutrition/orthorexia-nervosa-101 (Accessed: 09 February 2020).

National Eating Disorders. (2018) Information by Eating Disorders : Orthorexia [Online]. Available at: https://www.nationaleatingdisorders.org/learn/by-eating-disorder/other/orthorexia (Accessed: 09 February 2020)

French, C. R. (2015) ‘Orthorexia nervosa: Evaluating Potential At-risk Populations and Diagnostic Criteria in an Emerging Eating Disorder’, Indiana University Southeast-Oral Presentation.

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments