TALKSHOW NASIONAL KMPT HMKM FK Unud 2015

Pada tanggal 21 November 2015, divisi khusus KMPT (Komunitas Mahasiswa Peduli Bahaya Tembakau) yang dimiliki oleh HMKM (Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) FK Unud mengadakan Talkshow Nasional yang mengambil tema ?Tarik Ulur Pemerintah dalam Menentukan Kebijakan Pengendalian Rokok terhadap Kesehatan di Indonesia?.Acara tersebut diawali dengan tari Sekar Jagat kemudian dilanjutkan dengan penampilan dari Paduan Suara HMKM FK Unud.

Pembukaan yang diawali dengan tari Sekar Jagat
Pembukaan yang diawali dengan tari Sekar Jagat
Penampilan dari Paduan Suara HMKM FK Unud
Penampilan dari Paduan Suara HMKM FK Unud

 

Acara dilanjutkan dengan laporan ketua panitia dan sambutan-sambutan dari ketua HMKM FK Unud, perwakilan ketua BEM, dan kaprodi Kesehatan Masyarakat sebagai perwakilan PD III FK Unud serta pemukulan gong sebagai tanda bahwa acara Talkshow Nasional KMPT telah resmi dibuka.
Moderator dalam acara ini adalah bapak I Made Kerta Duana, S.K.M.,M.PH. Selanjutnya moderator memperkenalkan ketiga pembicara dalam acara Talkshow Nasional KMPT. Pembicara pertama adalah bapak Hery Chariansyah, S.H.,M.H (peneliti bidang sosial P3DI Setjen DPR RI) yang membawakan materi dengan judul ?Menakar Keberpihakan Pemerintah DPR RI terhadap Perlindungan Masyarakat dari Rokok?. Kemudian dilanjutkan dengan pembicara kedua, yaitu Prof. Dr. dr. I Wayan Wita (konsultan ahli kesehatan jantung, guru besar akademi Unud) yang membawakan materi mengenai bahaya rokok terhadap kesehatan jantung. Lalu, pembicara ketiga adalah dr. I Made Ady Wirawan, M.PH, PhD (Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat FK Unud) yang membawakan materi dengan judul ?. Penyampaian materi dari ketiga pembicara mengenai masalah rokok ini cukup menarik.

Moderator (pojok kiri) beserta ketiga pembicara Talkshow Nasional KMPT
Moderator (pojok kiri) beserta ketiga pembicara Talkshow Nasional KMPT

 

Adapun rangkuman dari materi-materi yang dibawakan adalah sebagai berikut.
Rokok merupakan masalah yang cukup besar dan masih menjadi tantangan utama dalam dunia kesehatan dunia. Konsumsi rokok di dunia sendiri saat ini masih sangat tinggi. Dimana pertumbuhan jumlah perokok aktif baik wanita maupun pria tetap menunjukkan peningkatan. Rokok juga merupakan penyebab kematian paling utama yang dapat di cegah. Kematian akibat penyakit jantung yang disebabkan oleh rokok sendiri juga masih sangat tinggi.
Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah perokok aktif terbanyak ketiga selain Bangladesh dan Rusia. Sedangkan, untuk pertumbuhan perokok anak-anak di dunia, Indonesia mendapat urutan tertinggi. Remaja Indonesia sendiri merokok disebabkan beberapa faktor, antara lain kurangnya kemampuan membuat keputusan, kurangnya kemampuan menilai risiko, pandangan bahwa manfaat rokok lebih besar. Mereka yang memiliki persepsi lebih baik dalam jangka panjang memilih untuk tidak merokok. Faktor terkait lainnya adalah mudahnya akses terhadap rokok, seperti iklan, murahnya harga rokok, serta persepsi bahwa rokok adalah hal biasa secara sosial
Pada UU. No. 39 tahun 2007 membahas mengenai produk legal namun bukan produk normal, dimana konsumsi produk ini harus dikendalikan, peredarannya harus diawasi, serta pemakaiannya berdampak buruk bagi makhluk hidup dan lingkungan. Rokok merupakan produk yang tidak normal, meskipun industrinya adalah legal. Masyarakat sendiri belum mendapatkan informasi yang benar mengenai produk yang telah mereka konsumsi, dalam hal ini adalah rokok. Rokok sendiri telah termasuk zat adiktif, secara tak langsung adalah racun yang mengandung 400 bahan kimia, dan 69 penyebab kanker. Di samping itu, tembakau akan menghambat sumber daya manusia (SDM) bangsa, sehingga rokok adalah produk yang tidak baik untuk bangsa, serta merupakan salah satu mekanisme untuk menghancurkan sebuah negara secara tidak langsung. Sementara itu, PP No. 109 Tahun 2012 tentang Penanganan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau sendiri tidak menggambarkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab untuk mengawasi hal ini. Iklan rokok sendiri masih boleh meski dibatasi. Perlindungan atau jaminan terhadap industri rokok sendiri terus diperjuangkan secara implisit, mengatasnamakan petani tembakau. Padahal, dalam produksinya, pertanian tembakau di Indonesia hanya mencakup 5% dari keseluruhan produksi sedangkan selebihnya diimpor dari Cina. Indonesia yang belum menandatangani Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) sendiri juga menjadi salah satu masalah terkait rokok, dimana hanya tersisa 6 negara yang belum meratifikasi FCTC. Padahal, Indonesia adalah salah satu negara inisiator kebijakan FCTC, dan kedua rapatnya sendiri berlangsung di Indonesia.
Setelah penyampaian materi, acara dilanjutkan dengan pemberian plakat dan kenang-kenangan kepada moderator dan ketiga pembicara Talkshow Nasional KMPT. Selanjutnya band akustik dari HMKM FK Unud bernama One SET menampilkan lagu-lagu dengan sangat menghibur. Penampilan tersebut sekaligus mengakhiri acara Talkshow Nasional KMPT 2015.

 Pemberian plakat dan kenang-kenangan kepada moderator dan ketiga pembicara

Pemberian plakat dan kenang-kenangan kepada moderator dan ketiga pembicara
Penampilan band akustik dari HMKM FK Unud dengan nama One SET
Penampilan band akustik dari HMKM FK Unud dengan nama One SET

I Gede Yoga Andyka (mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat angkatan 2014) selaku ketua panitia acara Talkshow Nasional KMPT mengatakan bahwa acara ini merupakan salah satu program kerja dari divisi khusus KMPT HMKM FK Unud yang diadakan setiap 2 tahun sekali. Walaupun mengalami beberapa kendala dalam mempersiapkan acara ini, Yoga tetap bersyukur bahwa acara Talkshow Nasional KMPT dapat berlangsung dengan baik. Yoga juga berpesan untuk kepanitaan selanjutnya agar dapat lebih memantapkan persiapan acara, baik dalam teknis acara, follow up peserta, dan hal lainnya. (Elisya dan Irma)

@Elisya

@Irma

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments