Sistem Kaderisasi dan Manifestasinya dalam Mencetak para Calon Pemimpin

Eduardo Kenjiro (PSSKPD 2019) Ketua Basic Lesson on Mastering Management and Leadership 2020

Eduardo Kenjiro (PSSKPD 2019) Ketua Basic Lesson on Mastering Management and Leadership 2020

            Masa transisi adalah periode paling unik sekaligus paling menantang dalam masa-masa awal perkuliahan. Puluhan bahkan ratusan kali mendengar “Kalian sudah bukan lagi siswa, kalian adalah mahasiswa!” perlahan tapi pasti mengubah perspektif setiap mahasiswa baru terkait kehidupan mahasiswa yang penuh tantangan. Kepemimpinan, salah satu nilai yang sedari awal ditanamkan pada mahasiswa dalam beragam kesempatan, mulai dari SDU, SDFK, sampai BLMML dijadikan basis kesuksesan bagi banyak mahasiswa. Betul bahwa secara teoretis pengetahuan mahasiswa FK soal kepemimpinan sudah tidak perlu diragukan lagi, namun pertanyaan besarnya adalah bagaimana dengan eksekusi di lapangan?

            Pertanyaan reflektif yang pernah muncul adalah jika dihadapkan dengan pilihan antara memilih calon pemimpin yang maju dengan motif mengembangkan organisasi dan pemimpin yang maju dengan motif mendapatkan pujian, anda akan memilih yang mana? Secara realistis, sangat sulit mencari jawaban pasti atas pertanyaan tersebut karena setiap kendala ada solusinya dan setiap masa ada ciri khasnya. Namun, poin penting yang dapat ditarik adalah bahwa gaya kepemimpinan seseorang merupakan sebuah variabel yang sangat luas spektrumnya.

            Berhenti berpikir retrospektif, mari berpkikir prospektif. Apa kondisi yang sedang dan akan diahadapi oleh Civitas Academica FK UNUD? Bagaimana gaya kepemimpinan ideal yang sedang dan akan dibutuhkan? Melihat sistem birokrasi di FK UNUD yang sistemnya bersifat jangka panjang, maka concern yang bisa diangkat adalah terkait strength vs endurance. Lebih baik memiliki pemimpin yang semangat luar biasa dalam waktu singkat atau semangat yang konstan sepanjang masa kepengurusan? Tentu jika dikaitkan dengan kondisi di FK UNUD, jauh lebih baik memiliki pemimpin yang unggul di bidang endurance sebab untuk apa memiliki pemimpin yang semangat di awal namun terbakar habis di tengah-tengah masa jabatan.

            Sehingga sekali lagi penting untuk diingat bahwa tidak ada satupun orang yang dapat mendefinisikan secara pasti gaya kepemimpinan yang tepat. Namun, melihat kondisi di FK UNUD sekarang tentu penting untuk memiliki pemimpin yang daya juangnya tinggi dan konstan. Lantas, kritik yang dapat disampaikan adalah kepada penyelenggara kaderisasi di FK UNUD. Ingat bahwa pada akhirnya nanti setiap sumber daya manusia yang tersedia akan dituntut untuk berjuang jangka panjang, maka masa transisi yang sempat diulas di awal akan menjadi masa yang sangat kritis bagi para calon-calon sumber daya manusia ini untuk mengenal gaya birokrasi di FK dan tantangan apa yang akan mereka hadapi, sehingga pada akhirnya nanti jika waktu bagi mereka telah tiba, mereka akan siap.

            Apa yang secara konkret dapat dilakukan? Jawabannya adalah dengan upaya bertahap dan dengan konsep pemikiran yang holistik. Maksudnya adalah mulailah dari kaderisasi yang menyeluruh, yaitu SDFK dan BLMML. Ubah orientasi SDFK dan BLMML selain untuk menyediakan pengetahuan dan pengenalan terkait kehidupan perkuliahan secara akademik, tetapi juga secara terbuka berikan concern nyata terkait kondisi FK yang akan mereka hadapi, tuntut mereka untuk mulai berpikir soal solusi sejak awal dan bagaimana manifestasi gaya kepemimpinan yang akan mereka implementasikan dalam kehidupan berorganisasi dan berkepanitiaan nantinya. Perlu diingat bahwa kepemimpinan tak selamanya terkait memegang jabatan ketua, tetapi juga dapat dimulai dengan memimpin dirinya sendiri. Tahap selanjutnya dapat diserahkan ke masing-masing lembaga untuk mengembangkan sumber dayanya masing-masing sesuai kebutuhan internal lembaga.

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments