Physalis, Bunga Lampion yang Berkhasiat

Nama ilmiahnya adalah Physalis. Tapi ada yang menyebutnya sebagai ‘bunga lampion’ karena bentuk bunganya menggelembung, persis seperti lampion! Wah penasaran kan sama tumbuhan yang satu ini? Yuk simak penjelasannya pada artikel di bawah ini!

Tumbuhan Liar

Physalis merupakan tumbuhan asli Amerika Selatan, seperti Venezuela, Bolivia, Kolumbia, Ekuador, dan Peru. Tumbuhan ini kini telah tersebar secara luas di daerah tropis di dunia, seperti Australia, Kenya, New Zealand, USA, Perancis Selatan, dan juga Indonesia. Di Indonesia, Pulau Jawa adalah penghasil terbesar tanaman ini untuk keperluan eksplor ke seluruh dunia. Tumbuhan ini merupakan bagian dari keluarga tomat dan terong. Selain sebutan bunga lampion, tumbuhan ini juga memiliki banyak sebutan, antara lain leletop, ciplukan, ciciplukan, ceplukan (Jawa), jorjoran (Madura), cecendet (Sunda), lapinonat (Seram), kepok-kepokan (Bali), dedes (Sasak), leletokan (Minahasa), dan lain sebagainya. Physalis sering ditemukan tumbuh di semak-semak. Oleh karena itu, tumbuhan ini termasuk jenis tumbuhan liar. Di Indonesia, tanaman ini dapat tumbuh dengan subur di dataran rendah sampai dengan ketinggian 1550 meter di atas permukaan laut dan tersebar di tanah tegalan, kebun, tepi jalan, tepi hutan, sawah-sawah kering, serta dapat ditemukan di hutan-hutan jati. Tinggi tanaman ini kurang lebih berkisar antara 0,5 sampai  2 meter. Tumbuhan ini berumur kurang lebih 1 tahun. Tumbuhan ini memiliki daun berbentuk bundar telur memanjang dan berwarna hijau dan tipis, dengan ujung yang bergerigi tajam.

 

Buah di dalam Lampion

Salah satu keunikan tumbuhan ini adalah buahnya tumbuh di dalam gelembung bunga. Bunga yang menggelembung itulah yang disebut sebagai bunga lampion atau cangkap (kerudung penutup buah). Warnanya ada yang kuning dan oranye. Jika masih muda, bunga ini berwarna hijau kekuning-kuningan. Saat masa berbuah tiba, mahkota bunga yang menggelembung itu akan mengkerut dan lama-kelamaan akan mengering. Saat inilah, buah kecil yang ada di balik mahkota bunga akan tampak. Buahnya berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna oranye kecokelatan. Buahnya bulat dengan diameter sekitar 1 cm saja serta memiliki rasa yang manis-manis asam.

 

Cantik dan Mujarab

Saat sedang berkembang, bunga lampion ini tampak indah sekali, seperti lampion-lampion kecil yang sedang bergerombol dan menyala. Di balik penampilannya yang cantik dan unik, tumbuhan ini mengandung banyak manfaat. Sejak zaman dahulu, tumbuhan ini sudah tak diragukan lagi khasiatnya. Tumbuhan ini kaya akan saponin, fisalin, polifenol, dan flavonoid, dimana flavonoid merupakan salah satu antioksidan yang diperlukan oleh tubuh. Efek antioksidan dari flavonoid yang ditemukan di dalam Physalis dapat meningkatkan proses regenerasi yang disebabkan oleh radikal bebas serta mempercepat mekanisme perbaikan membran sel yang rusak. Tumbuhan ini, mulai dari akar, batang, daun, sampai buahnya, sangat mujarab mengobati berbagai macam penyakit. Akarnya bisa dijadikan obat cacing dan obat untuk menurunkan demam. Daunnya bisa dijadikan obat sakit perut, menyembuhkan bisul, untuk penyembuhan patah tulang, penguat jantung, obat keseleo, serta obat kencing nanah. Di Afrika, daunnya dimasak dan dimakan seperti sayur, dan daunnya juga dapat digunakan sebagai pembalut luka terbuka. Buah ciplukan sendiri sering dimakan dan berkhasiat untuk mengobati epilepsi dan penyakit kuning. Selain berkhasiat, buah bunga lampion yang sudah masak ini juga memiliki rasa yang enak. Dulu, tanaman ini berjumlah banyak, namun saat ini tanaman ciplukan sudah sangat jarang dijumpai, khususnya di kota-kota besar.

 

SUMBER :

Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia

ccrc.farmasi.ugm.ac.id

bobo.grid.id

tribunnews.com

kompasiana.com

 

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments