Yuk, Bantu Valentine-Valentine Muda Memilih Cokelat yang Lebih Aman!

Halo, Sobat Injeksi! Bagaimana kabar kalian selama liburan semester? Sudah hangout ke mana saja, nih? Tentang bulan Februari, kalian pasti tahu mengenai satu hari spesial di pertengahan bulan yang diperingati di seluruh dunia. Siapa nih yang sudah cengar-cengir tidak sengaja menangkap radar dari pacarnya yang mau memberi hadiah paling spesial? Atau malah membuat strategi untuk menyatakan perasaan ke Mas-Mbak crush?

Hari Valentine diperingati setiap tahunnya pada tanggal 14 Februari sebagai hari kasih sayang. Selain saling menyayangi dan memberikan apresiasi, orang-orang akan bertukar hadiah berupa bunga atau cokelat. Serta.., ini menjadi momentum puncak dari para brand cokelat memberikan banyak diskon. Alhasil, pemuda-pemudi pun berbondong-bondong membeli di toserba terdekat! Cie.., jangan-jangan ada juga yang sudah ikut pre-order coklat bucket, nih. Ups! Oh, tahukah kalian? Peringatan Valentine ini bermula karena sebuah legenda mengenai seorang tokoh bernama Santo Valentine yang dieksekusi mati pada era Kaisar Romawi Claudius II, sebab menolak meninggalkan Kristen. Selama penantiannya di penjara, ia jatuh cinta pada seorang gadis buta bernama Julia. Menjelang eksekusinya, konon ia menuliskan sepucuk surat berbunyi, “Dear your Valentine …”

Kajian Mengenai Cokelat 

Nah, Sobat Injeksi! Cokelat yang identik dengan hari Valentine ternyata berasal dari biji buah kakao yang melalui berbagai proses pengolahan seperti difermentasi, dikeringkan, dan proses lainnya, hingga akhirnya menjadi cokelat yang biasa kita konsumsi saat ini. Menurut Katz (2011), kakao mengandung lebih banyak antioksidan fenolik daripada kebanyakan makanan. Efek antioksidan kakao secara langsung dapat mempengaruhi resistensi insulin dan dapat mengurangi risiko diabetes. Pernyataan tersebut sejalan dengan pernyataan Duarte (2019), bahwa ada hubungan terbalik antara prevalensi diabetes melitus dan asupan cokelat.

Hubungan terbalik antara cokelat dan diabetes melitus ini adalah peningkatan sensitivitas terhadap insulin yang disebabkan oleh flavonoid, zat yang membantu mengurangi glukosa darah dalam aliran dan menunda timbulnya penyakit. Meskipun begitu, penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa sejumlah besar gula dan kalori dapat ditemukan di sejumlah produk kakao daripada kandungan flavonoid yang tinggi, justru dapat menghasilkan efek rebound (suatu perubahan ke arah yang berlawanan) sehingga dapat memperburuk kontrol glikemik pasien dengan diabetes mellitus tipe 2.

Bagaimana Cokelat dengan Kandungan yang Aman? 

Wah, sungguhkah di hari kasih sayang malah memberi hadiah yang menyakitkan fisik? Tentu Sobat Injeksi tidak mau jika orang terdekat kalian mendapat hadiah diabetes, bukan? Mengutip dari Alodoc, kadar gula yang tinggi juga terkait dengan jerawat, loh! Peningkatan insulin dapat memicu produksi minyak di kulit menjadi lebih banyak sehingga lebih rentan mengalami jerawat.

Ternyata terdapat beberapa risiko yang timbul dari mengonsumsi cokelat apabila tidak dibatasi. Sebelumnya, perlu diketahui bahwa produsen coklat pada umumnya memproduksi tiga macam cokelat, yaitu coklat susu (milk chocolate), coklat putih (white chocolate), dan coklat pekat (dark chocolate). Coklat susu (milk chocolate) mengandung lemak kakao, gula, susu bubuk, lesitin, dan kakao (tidak kurang dari 20-25%).

Cokelat berbahan susu, nampak berwarna cerah. Memiliki aroma yang intens, persisten, dan rasa manis dengan sedikit rasa pahit dari kakao. Cokelat jenis inilah yang kebanyakan beredar di toko dengan berbagai macam merek dan seringkali dikonsumsi oleh masyarakat. Coklat putih (white chocolate) mengandung lemak kakao, susu, dan gula tanpa butiran kakao; rasanya manis dan enak. Sedangkan, dark chocolate mengandung biji kakao (hingga 80% dari berat total) dan lemak kakao. Dengan aroma kakao yang kuat, meleleh di mulut, meninggalkan rasa agak pahit yang menyenangkan. Kualitasnya tergantung pada persentase kakaonya. 

Sementara itu, kandungan gula pada 100 gram dark chocolate adalah 24 gram. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan coklat jenis lain, yakni milk chocolate sebanyak 57,1 gram dan white chocolate sebanyak 55 gram. Oleh karena itu, sebagian besar manfaat kesehatan oleh konsumsi cokelat dikaitkan dengan konsumsi jenis coklat ini. Bahkan, dalam suatu penelitian di Meksiko, dark chocolate yang diformulasikan dengan probiotik justru dapat membantu dalam pencegahan dan pengobatan diabetes, lho!

Setelah membaca ulasan ini, Sobat Injeksi dapat menentukan cokelat yang aman untuk dikonsumsi dan ingat untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsinya. Dengan begitu, manfaat dari konsumsi coklat dapat diterima dengan baik oleh tubuh kita. Sobat Injeksi pun tidak perlu khawatir lagi untuk memberikan cokelat sebagai hadiah bagi orang terdekat untuk mengungkapkan rasa sayang kalian, ya! Happy belated Valentine Day!

Penulis: Aulia Affan

Editor: Fitri Sintya

Redaktur: Meisya Maharani Pinatih 

Sumber:

Devika, Y. (2018). Apakah kadar gula berlebih bisa menimbulkan jerawat? [online] Alodokter. Available at: https://www.alodokter.com/komunitas/topic/apakah-kadar-gula-berlebih-bisa-menimbulkan-jerawat [Accessed 14 Feb. 2023].

Duarte, H.M., Oliveira, M.C.R. de, Jung, R., Silva, R.L. da, Fatah, T. and Moreira, D.M. (2019). “Association Between Chocolate Consumption and Severity of First Infarction”, International Journal of Cardiovascular Sciences, Vol. 32 No. 6, pp. 576–582.

Katz, D.L., Doughty, K. and Ali, A. (2011), “Cocoa and chocolate in human health and disease”, Antioxidants and Redox Signaling, Vol. 15 No. 10, pp. 2779–2811.

La Ode, H. (2022). Perbandingan Pengaruh Antara Konsumsi Sewaktu Dark Chocolate dan Milk Chocolate pada Ketebalan Koroid Subfovea pada Sampel Sehat Usia Muda: Sebuah Uji Acak Tersamar Ganda. Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin. Makasar.

PergiKuliner. (2020) Cek Kandungan Gizi cokelat sesuai dengan jenisnya, PergiKuliner.com.                                            Available at: https://pergikuliner.com/blog/cek-kandungan-gizi-cokelat-sesuai-dengan-jenisnya#: ~:text=Dalam%20100%20gram%20dark%20chocolate,dan%2012%20mg%20zat% 20besi. (Accessed: February 14, 2023).
Whitaker, S. (2012), “Revista Mexicana de I ngeniería Q uímica”, Vol. 20 No. 2, pp. 97–104.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *