Memahami Pentingnya Rasa Sakit dari Doctor John yang Mengidap Penyakit CIPA

Halo, Sobat Injeksi! Apa kabar? Semoga semua hal yang kalian lakukan berlangsung dengan baik, ya. Omong-omong, saat menjalani keseharian tidak bisa dipungkiri bahwa kita mengalami kesulitan. Sobat Injeksi pun memiliki cara tersendiri untuk mengatasi rumitnya hal tersebut, ‘kan? Hal yang dilakukan bisa dengan menyelesaikan masalah dengan cepat-tepat atau sejenak kabur dari permasalahan. Namun, terkadang beberapa orang memilih menahan kesusahan sehingga rentan mengalami rasa sakit pada aspek psikologis maupun fisik. 

Sekarang, pertanyaannya, apa jadinya jika kita tidak bisa merasakan sakit? 

Kondisi tersebut dialami oleh salah satu karakter utama pada serial drama ‘Doctor John’. Doctor John menceritakan seorang dokter spesialis anestesiologi asal Korea Selatan yang bernama Cha Yo Han. Dokter Cha yang kerap dipanggil Cha-gyosunim oleh para residennya ternyata mengidap penyakit CIPA (Congenital Insensitivity to Pain with Anhydrosis). Secara singkat, penyakit langka turun-temurun ini membuat seseorang tidak peka terhadap rasa sakit dan nyeri serta anhidrosis (tidak berkeringat). Selain itu, pengidap penyakit ini tidak bisa merasakan rasa sakit dengan toleransi rendah—seremeh ujung jari kaki kepentok meja hingga tidak sadar menggosok mata sampai terluka. 

Mengapa Merasa Sakit itu Penting? 

Dikutip dari Bahrudin (2017), nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan. Terjadinya rasa sakit akibat nyeri adalah sebuah cara tubuh untuk memberitahukan malfungsi pada sistem maupun fungsi organ. Lantas, stimulus sakit berperan penting untuk menunjukkan ketidakberesan pada tubuh. Jika tubuh kita tidak bisa merasakan sakit maka akan sangat berbahaya karena keterlambatan diketahuinya infeksi dan malfungsi pada tubuh yang sudah terlanjur mencapai fase komplikasi. Sehubungan dengan itu, bagi pengidap CIPA, sakit sebenarnya adalah tidak bisa merasakan sakit. 

Menurut website Verywellhealth tahun 2022, CIPA adalah penyakit autosomal resesif dan diwariskan dari genetik orang tua sang pengidap. Penyakit turun-temurun yang juga disebut Hereditary Sensory and Autonomic Neuropathy Type IV (HSAN IV) ini menimbulkan gangguan pada saraf yang mengatur sensitivitas pada nyeri, sensasi sakit, dan suhu tubuh. Gangguan tersebut muncul akibat kegagalan fungsi dari gen NTRK1 yang bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup sel saraf atau neuron. Gen NTRK1 yang tidak menjalankan fungsinya mengirimkan sinyal akan membuat neuron mati. Lenyapnya neuron lah yang mengakibatkan tubuh pengidap CIPA tidak mampu merasakan sakit. Oh ya, satu lagi jangan abaikan ‘anhidrosis’! Penderita CIPA dengan anhidrosis atau kurang berkeringat akan mengalami demam tinggi karena tubuhnya tidak memiliki proteksi berupa pendinginan yang berasal dari keringat. 

Nah, demikianlah pemaparan terkait pentingnya rasa sakit. Semoga Sobat Injeksi dapat memahaminya dari perspektif Dokter Cha yang mengidap CIPA sekaligus mengingat bahwa setiap rasa sakit pada diri kita memiliki peran penting untuk mengetahui adanya gangguan pada tubuh. 

Sumber: 

Bahrudin, M. (2017). Patofisiologi Nyeri (Pain). E-Journal UMM, XIII (1), 7-13

Berita Kpop. (2020). Amanat Berharga dari Drama Korea Dr. John. Kumparan.com. https://kumparan.com/berita-kpop/amanat-berharga-dari-drama-korea-doctor-john-1u2th2LyN9V/full

Moawad, H. (2022). CIPA Disease: When a Person Can’t Feel Pain. Verywellhealth. https://www.verywellhealth.com/cipa-disease-when-a-person-can-t-feel-pain-4122549

Aulia, R. (2021). Penyakit CIPA yang Membuat Penderitanya Tidak Bisa Merasakan Sakit. ners.unair.ac.id.http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/1028-penyakit-cipa-yang-membuat-penderitanya-tidak-bisa-merasakan-sakit

Staff: Ni Kadek Vinita Dwi Antarini

Editor: Ni Ketut Trisna Maha Augustia

Redaktur: Shanka Putti Darapatni

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments