Halo Sobat Injeksi, apa kabarnya nih?
Berbagai kebijakan dalam menekan prevalensi Covid-19 tengah gencar dilakukan. Pembelajaran serta kegiatan pun dilakukan secara dalam jaringan. Lalu, bagaimana cara agar kita dapat tetap produktif serta melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi sesama? Atau bagaimana cara memulai kegiatan yang bermanfaat itu? Mungkin itu salah satu pertanyaan yang Sobat Injeksi pikirkan. Namun, Sobat Injeksi tak perlu risau karena artikel ini akan membahas salah satu organisasi yang dapat menjadi wadah dalam beraksi, yaitu Lentera Belajar Indonesia (LBI). Spesialnya, organisasi tersebut merupakan karya salah satu mahasiswa FK Udayana, lho! Nahya Qisthi Buchari, gadis kelahiran tahun 1999, merupakan pendiri dari LBI. LBI merupakan salah satu organisasi dan platform yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial, dan pengembangan pemuda. Namun, di balik pencapaiannya terdapat perjalanan panjang yang Nahya arungi. Bagaimana kisahnya? Yuk simak!
Sejarah Berdirinya LBI
LBI awalnya dibentuk tahun 2019 dari ide Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang terdiri dari tiga mahasiswa Psikologi yaitu Nahya, Hendra dan Dwi Mita. Tempat sasaran dari program ini berupa rumah singgah yang di dalamnya terdapat anak-anak yang tidak atau putus sekolah. Dari sinilah mereka terketuk untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di tempat tersebut. Sebelumnya, program ini dinamai Lentera Belajar Bali (LBB). Perbedaan penamaan ini memberikan inovasi bidang kegiatan. Awalnya mewadahi bidang pendidikan tetapi kini bergerak pada bidang pendidikan, sosial dan pengembangan pemuda.
Peran LBI di Bidang Pendidikan
Fokus bidang pendidikan berupa kegiatan belajar mengajar pada anak yang menderita kanker, luka bakar yang serius dan lainnya. Materi yang diajarkan yaitu matematika dan bahasa inggris. Dalam pemberian materi dibagi menjadi dua kelas yaitu, kelas kecil dan besar. Kelas kecil memberikan pemahaman mengenai materi dasar seperti penjumlahan atau pengurangan sedangkan kelas besar mengenai pembagian dan perkalian. Dalam satu kelasnya terdiri dari 15-20 orang yang berasal dari Bali dan Nusa Tenggara. Namun, mengingat kini dalam situasi pandemi menyebabkan kegiatan belajar dilakukan dengan memberikan video pembelajaran. Selain itu, sarana yang diberikan seperti bantuan kuota, buku-buku yang berbentuk chapter, alat tulis serta worksheet materi. “Di rumah singgah ini, jumlah anak tiap kelas tentatif, sekitaran 15-20 orang, karena ada yang datang dan pergi. Tapi jika situasi pandemi seperti saat ini, kegiatan belajar kita lakukan dengan memberikan video pembelajaran dan sarana-prasarana yang mendukung” tutur Nahya.
Peran LBI di Bidang Sosial
Fokus kedua yaitu bidang sosial. Bidang ini terdiri dari kegiatan Lentera Berbagi dan Lentera Donasi. Lentera Berbagi dilakukan setiap satu atau dua bulan sekali dengan tema yang berbeda tiap kegiatan. Contohnya; pada bulan Mei, Lentera Berbagi memberikan takjil gratis bagi umat yang berpuasa atau pada bulan Juli dengan tema Hari Anak Nasional. Jika Lentera Donasi, kegiatannya seperti ke panti asuhan dan donasi ke enam kota di Indonesia. “Kalau bidang sosial itu ada dua kegiatan yaitu Lentera Berbagi dan Lentera Donasi. Bulan Mei itu ada bagi takjil, dananya dari kas LBI tetapi kalau seperti yang bulan Juli tema Hari Anak Nasional itu kita open donation” ujar Nahya.
Peran LBI di Bidang Pengembangan Pemuda
Fokus yang ketiga yaitu pengembangan pemuda. Kegiatan ini berisi edukasi mengenai soft skill, hard skill maupun life skill. Bentuk kegiatannya dapat berupa webinar, talkshow dan workshop. Rencananya, tahun 2022 LBI akan mengadakan pengabdian masyarakat serta Millennial Intellectual Competition. “Nah, rencananya LBI akan mengadakan pengmas dan lomba tingkat nasional untuk siswa dan mahasiswa. Jangan lupa ikutan ya” jawab Nahya.
Kisah Unik nan Menarik di LBI
Nahya juga berbagi kisah unik selama tiga fokus kegiatan ini berlangsung. Kisah unik pertama yaitu saat pembelajaran luar jaringan, anak-anak memiliki antusiasme dalam belajar. Dari semangat anak-anak sasaran, Nahya mengambil mendapat pembelajaran agar lebih bersyukur dalam menjalani hidup. Kisah kedua yaitu refreshment setelah empat bulan kegiatan belajar mengajar dilakukan, LBI melakukan open requirements relawan. Tak disangka, relawan yang mendaftar membludak bahkan mereka yang berada di luar Bali bersedia hadir. “Dari semangat belajar mereka hingga banyak relawan yang membantu proker kita. Bahkan ada relawan dari luar Bali bersedia hadir padahal” ujar kagum Nahya.
Tantangan yang Dihadapi
Tentunya dalam menjalankan tiga fokus itu, Nahya juga dihadapi kesulitan baik dari segi kekurangan sumber daya manusia ataupun kesibukan lainnya. Dalam mengatasi hal tersebut, Nahya dengan 35 pengurus lainnya rutin melakukan evaluasi dari segi koordinasi, komunikasi dan program kerja yang direalisasikan. Harapan selanjutnya, Nahya berharap agar platform ini dapat bersama berbagi dan bermanfaat untuk Indonesia. Nahya juga berpesan untuk tidak lupa do good. If you do good, good will come to you.
Nah, bagaimana? Semoga dari artikel ini, Sobat Injeksi termotivasi untuk melakukan kegiatan bermanfaat untuk Indonesia. Selain itu, Sobat Injeksi juga dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan LBI baik pengabdian masyarakat maupun kompetisinya nanti.
“Kalau mimpimu belum tercapai, jangan pernah mengubah mimpinya, tapi ubahlah strateginya.“
– Merry Riana
Staff : Monica
Editor : Adin
Redaktur : Prima