Asma merupakan istilah yang tidak asing di telinga masyarakat. Angka kejadiannya pun cukup tinggi di Indonesia. Sayangnya ada beberapa hal terkait penyakit tersebut yang masih kurang tepat beredar di masyarakat. Maka dari itu, redaksi dalam kesempatan kali ini akan mengupas beberapa hal mengenai asma. Yuk kita simak….
Asma bukanlah penyakit yang menular. Kata asma berasal dari kata “azo” atau “azin” yang berarti bernapas dengan sulit. Penyakit asma ini adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernapasan (bronchiale) pada paru, dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga terjadi penyempitan saluran napas yang menyebabkan seseorang mengalami sesak napas.
Kondisi lingkungan memberikan dampak signifikan dalam peningkatan kasus asma. Pada era globalisasi, kemajuan teknologi dan industri secara tidak langsung membuat kita selalu kontak dengan alergen (bahan yang dapat menyebabkan alergi), yaitu asap kendaraan dan asap hasil buangan industri. Kebiasaan merokok juga meningkatkan angka kejadian di masyarakat.
Klasifikasi Asma
Asma dapat dibagi dalam beberapa golongan yaitu:
- Asma Alergi atau Ekstrinsik.
Merupakan suatu jenis asma yang disebabkan oleh alergen (misalnya bulu binatang, debu, tepung sari, makanan, dll). Alergen yang paling umum adalah alergen yang menyebar melalui udara (airborne) dan alergen yang munculnya secara musiman (seasonal). Biasanya merupakan penyakit turunan atau faktor genetik.
- Asma Idiopatik atau Non Allergic Asthma
Merupakan jenis asma yang tidak berhubungan secara langsung dengan alergen spesifik. Faktor-faktor seperti infeksi saluran napas atas, aktivitas, emosi, dan polusi lingkungan dapat menimbulkan serangan asma. Serangan asma idiopatik atau non-alergik dapat menjadi lebih berat dan sering kali dengan berjalannya waktu dapat berkembang menjadi bronchitis dan emfisema. Pada beberapa penderita asma jenis ini dapat berkembang menjadi asma campuran. Bentuk asma ini biasanya terjadi pada saat dewasa (>35 tahun).
- Asma Campuran atau Mixed Asthma
Merupakan bentuk asma yang paling sering ditemukan. Dikarakteristikkan dengan bentuk kedua jenis asma yaitu asma alergi dan non-alergi.
Faktor-faktor Risiko Penyakit Asma
Secara umum faktor risiko penyakit asma dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.
- Faktor Genetik
- Adanya riwayat asma pada keluarga.
- Hiperaktivitas (tingginya tingkat aktivitas yang tidak disertai dengan istirahat yang cukup).
- Atopi/alergi bronchus disebabkan karena ada alergen (suatu bahan yang bertanggung jawab menghasilkan reaksi alergi) yang masuk ke dalam bronchus, sehingga terjadi penebalan dan dihasilkannya cairan yang dapat menyebabkan asma.
- Jenis kelamin (lebih banyak pada pria karena kebiasaan pria yang lebih banyak merokok).
- Faktor Lingkungan
- Terdapat alergen dalam ruangan (tungau, debu, bulu kucing, jamur).
- Alergen di luar rumah (pollen atau serbuk bunga, debu).
- Makanan (bahan penyedap, pengawet, pewarna, kacang, coklat, seafood, telur).
- Obat obatan tertentu.
- Bahan yang mengiritasi (misalnya parfum).
- Perubahan cuaca dan lingkungan karena pencemaran udara.
Manifestasi klinis
Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan sesak napas yang singkat dan ringan yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau terpapar oleh alergen atau iritan, menangis atau tertawa juga bisa menyebabkan timbulnya gejala. Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan napas yang berbunyi (wheezing), batuk dan sesak napas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan napasnya. Serangan dapat pula terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap dan semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak napas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari. Pada anak-anak gejala awal disertai dengan gatal-gatal disekitar leher atau dada dan batuk kering pada malam hari atau pada waktu olahraga.
Mencegah dan Mengatasi Asma
Asma dapat dicegah dengan cara:
- Menghindari alergen atau faktor pencetus yang membuat alergi.
- Memperhatikan kebersihan seperti mengganti sprei, gorden, karpet yang biasanya menjadi tempat menempelnya debu.
- Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin dan makanan bergizi tinggi sehingga siap menghadapi perubahan cuaca.
Jika sudah memiliki riwayat penyakit asma, maka wajib menyiapkan obat-obatan yang diperlukan dan ingat membawa saat berpergian. Obat-obatan bagi penderita asma ada dua macam.
- Obat sebagai controller atau pengendali asma. Biasanya diberikan setiap hari sebagai pencegah bila serangan asma sudah cukup berat.
- Obat reliever atau pereda serangan asma. Obat ini hanya di berikan saat terjadi serangan asma.
Oleh : Yuni
Sumber : http://www.everydayhealth.com/asthma/asthma-articles.aspx
Interessante esse assunto, geralmente acesso esse site e sempre acho conteúdo interessante como esse. story anony