Mendengar kata Rancangan Undang-Undang atau yang kerap disingkat RUU terlitas mengenai bola panas politik di Indonesia. Dunia kepemerintahan sampai masyarakat umum pun mengenal RUU sebagai bagian dari ranah politik. Namun kini mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Udayana mulai membicarakan mengenai RUU yang bahkan dapat dikatakan sangat awam bagi kalangan yang berlatarbelakang dunia kesehatan. Terlepas dari sudut pandang ataupun latarbelakang untuk membicarakan RUU, mahasiswa Fakultas Kedokteran ataupun mahasiswa lain sebagai kelompok masyarakat yang akan terkena dapak RUU wajar saja bila membahas mengenai RUU yang kini kian bergulir di dunia pemerintahan.
Berawal dari dirancangnya RUU Pertembakauan yang mulai dibicarakan oleh beberapa pihak, membuat pihak dari Departemen Kajian Strategi BEM Fakultas Kedokteran Udayana mengadakan forum mahasiswa yang diadakan pada Minggu, 5 April 2015 bertepat di ruang kuliah 4.01 dan 402 gedung Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Forum mahasiswa ini membicarakan mengenai kajian RUU Pertembakauan yang kini melihat tak hanya dari aspek kehidupan petani tembakau, namun juga melihat dari kesehatan masyarakat Indonesia yang kini kian banyak mengkonsumsi rokok tembakau tanpa mengenal umur.
RUU Pertembakauan yang menjadi pokok kajian pada forum mahasiswa kali ini cukup menggelitik pihak-pihak yang bersangkutan. Kajian RUU Pertembakauan ini pada awalnya untuk menyejahterakan petani tembakau yang kini telah disaingi oleh produk rokok import akibat globalisasi. Namun dibalik kata menyelamatkan petani tembakau, kesehatan masyarakat kini dipertanyakan mengenai penggunakan tembakau Indonesia sebagai bahan dasar rokok. Alih-alih menyelamatkan perekonomian para petani tembakau, tapi mengesampingkan kesehatan dengan penggunaan tembakau secara besar-besaran untuk produksi rokok. Kali ini mahasiswa Fakultas Kedokteran melalui forum mahasiwa ini mulai mengeluarkan pendapat bahkan tolakan mengenai RUU Pertembakauan dengan beberapa alasan khususnya di bidang kesehatan.
“RUU Pertembakauan : Untungnya Mana ?” melalui suara mahasiswa sebagai agent of change dan juga yang terkena dampak dari RUU yang disahkan pemerintah, mahasiswa Fakuktas Kedokteran Universitas Udayana ikut andil dalam proses politik dalam hal ini sebagai pengamat ataupun kontrol politik. Diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh ketua panitia kegiatan forum mahasiswa, ketua BEM Fakuktas Kedokteran Udayana, dan dibuka langsung oleh Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan. “Dengan forum mahasiswa ini, diharapkan mahasiswa dapat menggunakan nalar bukan demo untuk mengutarakan pendapat”, pesan Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan dalam sambutannya.
Dimoderatori oleh Ide Larassanthi, dengan dua narasumber, yaitu pada diskusi sesi pertama dengan narasumber Dr. Gede Wira Sunetra, Mp.PN. Dan pada sesi kedua dilanjutkan oleh narasumber Kertaduana. Kedua narasumber ini merupakan pembicara yang sudah berkompeten dibidangnya. Keikutsertaan mahasiswa cukup aktif mengutarakan pendapat melalui dua sesi diskusi ini. “Apa yang Indonesia inginkan, mengembangkan tembakau atau melihat kesehatan ?” pendapat ini diutarakan oleh salah satu peserta forum mahasiswa, Mahayusa dari BEM Fakultas Kedokteran Udayana. Tak kalah dengan pernyataan pendapat tersebut, bahwa “Kita telah terlibat secara tidak langsung dalam parodi politik”, tambah Buda dari perwakilan Program Study Pendidikan Dokter Gigi.
Jalannya diskusi selama 90 menit cukup aktif. Banyak peserta forum mahasiswa yang mengutarakan pendapatnya, mulai dari menolak tegas RUU Pertembakauan, sampai dengan pertanyaan kritis mengenai kemana akan dibawa hasil dari forum mahasiswa kali ini. Ketua panitia menyatakan bahwa hasil diskusi pendapat dari forum mahasiswa mengenai RUU Pertembakauan ini bisa diajukan kepada pemegang wewenang. Penutup dari forum mahasiswa ini diakhiri dengan penandatanganan petisi mengenai penolakan RUU Pertembakauan. Penandatanganan ini diawali oleh Dr. Gede Wira Sumerta, Mp.PN dan diikuti oleh pembicara diskusi sesi kedua, Kertaduana. Seluruh peserta dalam forum mahasiswa ini juga ikut menandatangani petisi penolakan RUU Pertembakauan.
Dengan ditandatangani penolakan RUU Pertembakauan oleh seluruh panitia forum mahasiswa Fakuktas Kedokteran yang notabenanya diikuti oleh perwakilan mahasiswa Fakultas Kedokteran Udayana menolak akan disahkannya RUU Pertembakauan. Hal itu dengan pertimbangan kesehatan bagi masyarakat juga. Acara forum mahasiswa inipun ditutup dengan foto bersama panitia, pembicara dan juga seluruh peserta forum mahasiswa. (Rahayu Winda)