AWAS!! DEMAM ROMA BISA MENGHAMPIRI KAPAN SAJA

image (2)

Demam Roma atau yang lebih dikenal dengan Malaria, biasa disebut juga dengan paludisme, demam intermitens, panas dingin, demam Chagres, demam rawa, demam tropik, demam pantai, dan “ague”. Istilah malaria diambil dari Bahasa Italia Mal’aria. Mal yang artinya buruk dan aria yang artinya udara. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sporozoa genus plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp betina. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2010 provinsi Papua Barat dan Papua memiliki kasus malaria tertinggi dibandingkan provinsi lainnya.

Cara Penularan Penyakit Malaria

 

Proses penularan penyakit malaria dimulai pada saat nyamuk pembawa parasit malaria menggigit manusia sehat. Setelah itu, parasit mengalami perubahan bentuk dan masuk ke dalam saluran darah hingga masuk ke dalam jaringan hati. Parasit ini berkembang biak dengan cara melakukan pembelahan sel sehingga jumlah parasit dalam tubuh manusia akan berkembang dalam waktu yang cepat. Parasit tersebut selanjutnya akan tersebar dalam darah dan di luar darah.

Dalam tubuh manusia, parasit mengalami berbagai perkembangan hingga menjadi bentuk siap kawin dan seterusnya berubah lagi menjadi bentuk yang siap dihisap oleh nyamuk. Bentuk ini yang akan ditularkan ke manusia lain melalui perantaraan nyamuk. Di dalam tubuh nyamuk, parasit mengalami perkembangan dan menghasilkan bentuk parasit yang siap ditularkan ke tubuh manusia. Apabila nyamuk pembawa parasit malaria tersebut tidak menggigit manusia sehat sepanjang hidupnya, penularan penyakit malaria tidak akan terjadi dan tingkat infeksi parasit tersebut akan menurun.

Penyebaran penyakit malaria selain dilakukan dengan perantaraan nyamuk malaria, dapat pula dilakukan melalui transfusi darah atau suntikan. Apabila darah yang didonorkan kepada seseorang telah tercemar oleh parasit malaria, maka resipien darah tersebut telah tertular panyakit malaria. Selain itu, ibu hamil yang menderita malaria juga dapat menularkan penyakit malaria pada bayinya melalui plasenta (secara kongenital).

 

Gejala Malaria

  1. Demam
    1. Tahap Pertama (Stadium Dingin)Tahap pertama : penderita mengalami demam menggigil. Penderita merasa dingin dan bila diraba di pergelangan tangan denyut nadi terasa cepat, tetapi lemah Bibir dan jari tangan tampak kebiru-biruan. Kulit kering dan pucat. Kadang-kadang disertai muntah dan bahkan kejang-kejang. Pada anak-anak proses kejang-kejang ini lebih sering dialami. Demam tahap ini berlangsung selama 15 menit sampai 1 jam.
    2. Tahap Kedua (Stadium Puncak Demam) : Pada tahap kedua dimulai pada saat perasaan dingin sekali berubah menjadi panas sekali. Gejalanya: wajah merah, kulit kering dan terasa panas seperti terbakar, sakit kepala makin hebat, mual dan muntah, nadi penuh dan berdenyut keras, dan selalu merasa haus. Suhu badan dapat mencapai 41?. Demam stadium ini berlangsung selama 2-6 jam.
    3. Tahap Ketiga (Stadium Berkeringat) : Tahap ketiga merupakan tahap demam berkeringat yang berlangsung selama 2-4 jam. Berkeringat banyak, suhu badan turun dengan cepat, dan penderita mulai dapat tidur. Penderita seolah-olah sudah sembuh.
  1. Pembesaran Limpa (Splenomegali)

Penderita dapat mengalami pembengkakan limpa terutama pada penderita malaria yang sudah lama (menahun). Limpa tersebut dapat menjadi keras dan mudah pecah. Perubahan pada limpa biasanya disebabkan oleh kongesti kemudian limpa berubah menjadi hitam karena pigmen yang ditimbun dalam eritrosit yang mengandung parasit dalam kapiler dan sinusoid.

  1. Anemia

Anemia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

Penghancuran eritrosit yang mengandung parasit dan yang tidak mengandung parasit terjadi di dalam limpa. Dalam hal ini, faktor autoimun memegang peranan.

Reduced survival time yaitu eritrosit normal yang tidak mengandung parasit tidak dapat hidup lama.

Diseritropoesis yaitu gangguan dalam pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang.

 

Pencegahan Penyakit Malaria

  1. Pencegahan Primer
  • Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria dengan cara tidur menggunakan kelambu pada malam hari, tidak berada di luar rumah, mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repelen), memakai obat nyamuk bakar, memasang kawat kasa pada jendela, dan menjauhkan kandang ternak dari rumah.
  • Membersihkan tempat sarang nyamuk dengan cara membersihkan semak-semak di sekitar rumah dan melipat kain-kain yang bergantungan, dan mengalirkan atau menimbun genangan-genangan air serta tempat-tempat yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk
  • Membunuh nyamuk dewasa dengan penyemprotan insektisida.
  • Membunuh jentik-jentik dengan menebarkan ikan pemakan jentik.
  • Membunuh jentik dengan menyemprot larvasida.

2.  Pencegahan Sekunder

Kegiatannya meliputi: pencarian penderita secara aktif melalui skrining dan secara pasif dengan melakukan pencatatan dan pelaporan kunjungan penderita malaria, diagnosa dini dan pengobatan yang adekuat, dan memperbaiki status gizi guna membantu proses penyembuhan.

3. Pencegahan Tertier

Kegiatannya meliputi: penanganan lanjut akibat komplikasi malaria, dan rehabilitasi mental/psikologi.

(MH)

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30062/4/Chapter%20II.pdf

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments